Hustle Culture, Budaya Gila Kerja Di Kalangan Fresh Graduate
Fenomena Hustle Culture ramai menjadi perbincangan para profesional di dunia pekerjaan. Beragam tanggapan mencuar mengenai hustle culture, ada yang stuju, ada yang kontra, tak banyak juga yang bersikap netral.
Lalu apa sih sebenarnya hustle culture itu? Apa saja dampaknya dan bagaimana cara menghindarinya?
Apa Itu Hustle Culture?
Impact Plus mengartikan hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa kamu bisa mencapai kesuksesan jika kamu mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan bekerja sekeras-kerasnya.
Sejarah hustle culture ditemukan pada tahun 1971 dan di dorong oleh perkembangan teknologi serta konstruksi sosial untuk menjadi pengusaha sukses di usia muda.
Hustle culture kini banyak menghinggapi para generasi muda terutama fresh graduate yang baru keluar dari dunia pendidikan dan memasuki duna kerja.
Mereka menjalankan budaya gila kerja dengan anggapan dapat segera mencapai kesuksesan. Bahkan mereka memiliki perasaan bersalah bila waktunya digunakan untuk beristirahat.
Dampak Hustle Culture Yang Penting Untuk Kamu Pahami
Hustle culture memang memberikan dampak positif seperti selalu termotivasi untuk menggapai tujuan, namun ada juga dampak negatif yang berpengaruh pada kesehatanmu, lho. Berikut ini dampak negatif dari hustle culture:
1. Kehilangan Work Life Balance
Work life balance adalah keseimbangan antara karir dan kehidupan pribadi. Dengan membagi waktu antara pekerjaan dan diri sendiri atau keluarga, dapat mengurangi tingkat stress juga membuatmu lebih bahagia.
2. Burnout Syndrome
Menurut WHO, burnout adalah kondisi stress kronis akibat pekerjaan yang ditandai dengan rasa lelah, frustasi, dan sulit berkonsentrasi. Burnout muncul secara bertahap dan disebabkan karena banyaknya tanggung jawab yang dikerjakan hingga lingkungan kantor yang buruk.
Burnout yang tidak disadari dapat menyebabkan seseorang kelelahan hingga menyebabkan kematian. Sudah banyak kasus kematian terjadi karena budaya hustle culture.
3. Selalu Merasa Kurang
Budaya hustle culture membuat seseorang merasa untuk terus meraih kesuksesan dalam segala aspek, mereka tidak boleh tertinggal dari pencapaian orang lain.
Hal ini membuat seseorang selalu merasa kurang bersyukur atas apa yang sudah dimilikinya saat ini dan mudah iri atas kesuksesan orang lain.
Cara Menghindari Hustle Culture
Bagi kamu yang sudah terjebak dan atau menuju ke arah hustle culture, kamu dapat menerapkan beberapa cara di bawah ini untuk menghindarinya:
1. Berhenti Membandingkan Diri
Teknologi dan media sosial merupakan sarana yang membuat seseorang ingin menjalankan budaya hustle culture. Pasalnya, orang-orang dalam media sosial menampilkan kesuksesan.
Dengan meminimalisir penggunaan media sosial, kamu dapat berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Kamu juga menjadi lebih bersyukur atas apa yang kamu miliki.
Tidak perlu terburu-buru, karena setiap dari kita memiliki kapasitas dan kemampuan masing-masing. Perlu disadari bahwa kita memulai dari garis start yang berbeda dengan orang lain.
Analisa kembali kemampuan dan keinginan apa yang ingin kamu capai di masa depan. Hal ini dapat membantumu lebih fokus dalam meraih kesuksesan versi dirimu sendiri.
2. Memiliki Kegiatan Lain di Luar Pekerjaan
Menurut New York Times, memiliki waktu luang untuk menjalani hobi atau apapun yang kamu suka dapat membuatmu lebih seimbang.
Carilah kegiatan atau hobi lain di luar pekerjaan. Bekerjalah sesuai waktu kerjamu dan istirahatlah di waktu istirahatmu. Gunakan waktu istirahat untuk mencari atau menjalankan hal-hal yang kamu suka.
3. Melakukan Sedekah dan Berbuat Baik
Lakukanlah sedekah atau perbuatan baik lainnya agar kamu dapat bersyukur atas hal-hal yang kamu miliki, pekerjaan, keluarga, hingga kesehatan.
Ada banyak cara berbuat kebaikan yang bisa kamu lakukan, seperti mengirimkan makanan ke rekan kerja atau sanak saudara, membuka donasi, hingga melakukan impact investment.
Itulah beberapa informasi dapat membantumu mengetahui tentang hustle culture. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu ya!